-
Ellit Tya Ledy | Peserta Lomba 1st Anniversary Duta Damai Kaltim
Tinggal di bawah naungan atap megah bernama NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah sebuah nikmat yang harus disyukuri berulang kali. Tak hanya alamnya yang mampu menyejukkan mata, namun keragaman suku serta budayanya pun membuat jiwa kita terpesona. Ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke ibarat taburan bintang yang mengeluarkan cahaya kemerlap dimalam hari, juga merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ditambah lagi dengan luasnya lautan menawan nan rupawan sebagai perekat dan pemersatu antar pulau. Indonesia selalu menampilkan keindahan alam, kearifan budaya, serta keelokan nilai-nilai luhur bangsa setiap kali kita melangkah di Bumi Pertiwi ini. Komposisi yang penuh nilai estetik dan menarik.
Dengan beragamnya latar belakang masyarakat yang berpayungkan atap NKRI, tentunya beragam pula pola pikir dan karakter bangsa ini. Ada yang lemah lembut, tegas, keras dan sebagainya. Memadukan berbagai macam karakter tersebut dalam satu atap yang sama demi mencapai tujuan luhur bukanlah suatu hal yang mudah. Tidak jarang terjadi selisih paham yang dapat membahayakan kerukunan sesama generasi bangsa. Persatuan merupakan salah satu modal untuk memperkuat keharmonisan masyarakat Indonesia. Karena seperti yang kita tahu bahwa persatuan kita saat ini terancam oleh adanya potensi perpecahan akibat ulah oknum-oknum tertentu.
Tentunya, sebagai salah satu penikmat atap yang bernama NKRI, kita tidak ingin jika kerukunan itu rusak begitu saja. Fenomena saling hina, caci maki, tidak menghormati orang lain, dan tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya kerap terjadi belakangan ini. Yang perlu kita ketahui bersama adalah; semakin banyaknya perbedaan latar belakang, maka semakin beragam pula pola pikir masyarakat. Oleh karenanya, upaya untuk menjaga persatuan juga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, karena tantangan yang dihadapi pun semakin berat dan beraneka ragam. Mulai dari ide, kepentingan, perbedaan tujuan dan berbagai macam tantangan yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Untuk menjaga kerukunan antar anak bangsa, tentunya harus ada aksi nyata; bukan sekedar kata-kata. Kerukunan hanya akan bisa dibangun serta dijaga apabila sikap tenggang rasa terhadap sesama ditanamkan dalam diri masing-masing. Dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat hingga tingkatan bangsa dan negara. Karena untuk mencapai tujuan yang besar maka harus dimulai dari hal-hal kecil. Di dalam lingkungan keluarga, dapat dimulai dengan menghormati pendapat anggota keluarga lainnya, tidak mencampuri setiap urusan yang sekiranya memerlukan privasi, menjaga komunikasi agar hubungan kekeluargaan tetap terjaga dengan dan lain sebagainya. Di dalam lingkungan sekolah dapat dimulai dengan menghargai dan mendengarkan pendapat teman serta guru hingga mentaati setiap peraturan yang ada. Apabila terjadi masalah, kita harus berupaya mencari solusi bersama agar kerukunan tetap terjaga.
Di lingkungan masyarakat dapat dimulai dengan menjaga hubungan baik dengan tetangga, menghadiri kegiatan bakti sosial untuk mempererat hubungan dengan anggota masyarakat lainnya dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan bersama. Dengan melakukan upaya-upaya tenggang rasa dalam ketiga aspek lingkungan di atas, sebenarnya kita telah melakukan aksi nyata untuk menjaga kerukunan antar generasi bangsa, agar atap yang bernama NKRI tetap menjadi naungan yang paling teduh. Karena menetap dalam satu atap bersama banyak orang dengan berbagai karakter serta latar belakang berbeda, memang tidaklah mudah. Butuh kenyamanan dan keharmonisan. Maka menjaga kerukunan dengan menciptakan sikap tenggang rasa adalah kuncinya. Agar NKRI ini tetap berdiri sebagaimana mestinya.
Kita harus sama-sama memahami bahwa segala sesuatu yang ingin diterapkan pada kehidupan masyarakat, harus dimulai dari diri sendiri sebagai bentuk keteladanan bagi orang lain. Kita harus menanamkan sikap tenggang rasa pada diri kita terlebih dahulu. Sulit rasanya apabila ingin menyalahkan orang lain atas permasalahan yang ada, karena bisa jadi kita adalah salah satu penyebab timbulnya masalah tersebut. Mencaci maki dan merasa diri selalu benar, hanya akan menambah permasalahan sekaligus mempersulit keadaan. Setiap orang pasti mempunyai ego masing-masing yang ingin dipenuhi, tetapi dalam kehidupan sosial, hendaknya kita harus berupaya untuk meredam ego pribadi demi kepentingan bersama. Karena pada kenyataannya, mengendalikan ego itu jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan membangun kembali atap yang telah rusak.
Salam damai
Untuk kalian anak bangsa
Dari sesama anak bangsa
Kategori
Dapatkan Informasi Terbaru
Subscribe dengan menggunakan emailmu agar di kemudian hari kami bisa menginformasikan sesuatu kepadamu dengan mudah!