-
Gandhi Kesuma | Peserta Duta Damai Kaltim Anniversary 2018
Anggaplah suku dengan adat dan warisannya menjadi benang yang indah kemudian anggaplah agama dan kepercayaan dengan aturan dan cara menyembah tuhan menjadi alat rajut yang membuat untaian benang indah. Dengan bantuan kesabaran, niat, dan teknik yang benar terbuatlah baju kualitas tinggi.
Baju tersebut terlihat terang dengan kemewahannya. Apabila Indonesia yang mempunyai beragam agama atau kepercayaan dan suku juga ikut merajut. Bukan hanya nilai keindahan yang terlihat terang tetapi proses merajutnya juga menjadi kemewahan bagi negara-negara yang melihatnya. Seperti itulah Indonesia, potensi persatuan didalamnya menjanjikan era gemilang yang dicita-citakan oleh bangsa-bangsa di dunia ini.
Tetapi seperti halnya baju kualitas tinggi itu susah dibuat, kuatnya rasa persatuan bangsa Indonesia bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Dilihat darimanapun pasti ada yang ingin memecah-belah negeri ini. Merobek baju rajutan yang indah tersebut menjadi untaian benang yang terlilit.
Sebagai bangsa yang bercita-cita menyejahterakan negeri ini kita memiliki semboyan persatuan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam mewujudkan semboyan tersebut peran pemuda sangatlah berarti, sejak dulu para pemuda berkontribusi memperjuangkan bangsa sampai membuat sumpah pemuda agar rasa nasionalisme dan persatuan terasa hingga puncaknya. Hingga kini pun peran pemuda sangat diperlukan dalam membentuk mind set Bhinneka Tunggal Ika.
Kita harus sadar sebagai anak dari bangsa besar yang terus maju ini. Pastilah ancaman disintegrasi bisa datang dari berbagai celah. Bisa saja terjadi perpecahan lebih ekstrem dari konflik 22 Mei kemarin ataupun ancaman invasi ideologi baru. Menyadari bahwa kita hidup di negara demokrasi yang diselubungi berbagai arah kekuatan politik dan saat klimaksnya adalah lima tahun sekali, memicu rasa memiliki kekuasaan mutlak terhadap negeri ini seperti kejadian lampau terjadi lagi di tanah kita yaitu mengingat sejarah runtuhnya kerajaan Majapahit karena konflik internal (perang saudara). Lebih parah lagi ketika bukan hanya para politikus bernafsu untuk berkuasa seperti tokoh religius ataupun akademisi.
Oleh sebab itu semangat juang para pemuda dibutuhkan untuk saat-saat genting seperti saat ini. Karena tidak diragukan lagi efek kekuatan pemuda sangatlah masif hingga mampu meruntuhkan rezim orde baru yang sudah berdiri tegak 32 tahun lamanya. Saatnya para pemuda menyiapkan mental kepada hal-hal yang tidak terduga. Kemudian strategi peran pemuda sebagai social control yang harus bisa mencerna situasi dan menghadang potensi ancaman konflik berkepanjangan. Terlebih lagi ketika kita mulai melupakan nilai-nilai pancasila seperti saat tawuran antar pelajar atau mahasiswa. Pemuda zaman kita ini harus menyadari betapa pentingnya perbedaan sebagai pemersatu bangsa. Sedangkan pemuda merupakan tonggak media pemersatu bangsa, bukan pemecah bangsa. Jangan mau dipecah-belah kekuatan lain. Itu sebabnya pemuda harus bersatu dan menunjukkan kedewasaan serta kearifan dalam menyikapi perbedaan yang ada. Perbedaan adalah kekayaan bangsa, jangan dijadikan alasan perpecahan.
Melihat arah perkembangan pembangunan negara kita cukup stabil. Bukan berarti itu akan berjalan seperti itu terus, potensi generasi muda adalah kekuatan sesungguhnya pada suatu bangsa karena sebagai penerus bangsa yang selanjutnya. Maka diperlukan adanya upaya bagaimana potensi yang ada pada diri para generasi muda dapat dikembangkan secara bersama-sama demi mencapai tujuan pembangunan bangsa Indonesia dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Tujuan pembangunan bukan hanya sekilas secara fisik pada area nasional ataupun daerah saja, tetapi menyangkut juga non fisik seperti budi pekerti atau akhlak yang baik, semangat jiwa nasionalis, dll. Membuat kebudayaan lama tetap lestari adalah bukti salah satu pemahaman bangsa Indonesia yang dilakukan oleh penerus bangsa. Hingga melihatkan kepada dunia bahwa bangsa kita adalah bangsa maju dengan tetap membawa keberagaman kebudayaan lama sebagai identitas kekayaan kita.
Pemahaman eksistensi kebudayaan yang sangat beragam pada negeri kita merupakan hal yang wajib perlu dipelajari setiap kalangan anak bangsa. Karena apa yang negeri lain melihat kepada Indonesia pastilah kekayaan budaya dan alamnya yang melimpah. Ancaman intevensi budaya luar negeri yang menarik sangatlah kuat dan itu bukanlah salah budaya kita kalau kita tertarik sama budaya asing. Tetapi pertanyaannya apakah kita kuat untuk menerima dengan baik tetapi tetap melestarikan budaya kita ataukah kita malu akan budaya kita sendiri hingga tidak melestarikannya.
Kekhawatiran tersebut bukanlah tidak berdasar, dikutip dari era.id Statistik Kebudayaan 2016 yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat total kesenian yang diperkirakan akan punah mencapai 167. Antara lain adalah seni pertunjukan sebanyak 30 buah, seni rupa (1), seni musik (33), seni tari (58), teater (6), kriya (1), tradisi lisan (1), sastra lisan (5), permainan rakyat (4), tutur (20), beladiri tradisional (4), dan tradisi (2).
Rasa kehilangan selalu datang terakhiran, kebudayaan yang sudah ada bahkan sebelum kita ada dilupakan begitu saja. Padahal nilai kebudayaan merupakan tolak ukur suatu bangsa dan bisa jadi sebagai pemasukan negara sebagai objek pariwisata. Sebuah tragedi yang menyedihkan bagi negeri yang mempunyai beragam budaya akan kehilangan sebagian dari warisan budayanya.
Sebagai pemuda yang berbudaya dan bagian dari Indonesia kita perlu ikut serta menjaga dan terus melestarikan kebudayaan. Negeri ini harus maju dan hanya pemuda dan generasi selanjutnya bangsa ini yang harus melakukannya. Mari kita umpamakan sebuah identitas negeri menjadi sebuah pakaian dan Indonesia memiliki persatuan kebudayaan yang indah sebagai pakaian rajutan yang terang dan membanggakan. Sebuah baju rajutan mahal bukti persatuan sebuah negeri yang besar.
Kategori
Dapatkan Informasi Terbaru
Subscribe dengan menggunakan emailmu agar di kemudian hari kami bisa menginformasikan sesuatu kepadamu dengan mudah!