-
Ahmad Atha Fatihul Khodhi | Peserta Duta Damai Kaltim Anniversary 2018
Millenial, sebuah kalimat yang identik dan kerap dikaitkan dengan pemuda yang lahir pada tahun 1990-2000an. Generasi yang kreatif, pandai mengeksekusi imajinasi mereka, pandai melihat peluang zaman yang serba canggih, serta memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk mewujudkan mimpinya. Orang-orang yang memiliki beragam keahlian dan beragam ide yang diharapkan bisa memberi kontribusi positif untuk negeri ini, dan generasi yang diharapkan mampu meneruskan cita-cita para pendiri bangsa. Tapi, apakah Millenial pada zaman ini mampu mengamalkan sila-sila yang ada di dalam Pancasila?
Melihat kenyataannya pada zaman sekarang, ada suatu kelebihan dan kelemahan dari Millenial yang berdampak pada nilai-nilai Pancasila itu sendiri, entah dampak yang baik ataupun dampak yang buruk. Mulai dari sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, pemuda-pemudi Indonesia harus memiliki jiwa dan karakteristik yang sesuai dengan bunyi sila yang pertama. Giat beribadah bagi umat beragama, memupuk kebiasaan untuk tidak menebarkan kebencian, saling menyayangi, mengasihi, dan memiliki sikap toleransi sejak dini adalah ciri pengamalan nilai-nilai sila pertama yang bisa dipraktekkan oleh generasi muda. Sebaliknya, malas untuk beribadah, caci maki dan menebarkan kebencian kepada sesama umat beragama, kurangnya sifat toleransi akan perbedaan, melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma sosial adalah suatu bentuk sikap yang mencederai nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Lanjut kepada bunyi sila ke-2 yakni “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Sebagai pemuda, sila ke-2 Pancasila sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemuda yang mampu bersikap adil dalam hal apapun, tidak melakukan kecurangan, tidak menyebarkan kabar bohong, bisa menilai baik atau buruk suatu hal, menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, serta berbakti kepada kedua orangtua hingga guru adalah sikap yang wajib diamalkan oleh pemuda agar dapat menjalani kehidupan sosial dengan baik. Pada kenyataannya, banyak nilai-nilai pada sila ke-2 yang dilanggar oleh pemuda, adab seorang anak kepada kedua orangtuanya atau adab seorang murid kepada gurunya menjadi sorotan akhir-akhir ini. Banyak pemuda zaman sekarang yang tidak menaruh hormat kepada kedua orangtua dan gurunya, mereka berani membantah serta melawan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan kepada mereka, sikap pemuda yang seperti ini tentu mencederai nilai nilai yang terdapat pada sila ke-2 di dalam Pancasila.
Lanjut kepada sila ke-3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Akhir-akhir ini, kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia sedang diuji, menghadapi kontestasi Pemilu yang diselenggarakan 5 tahun sekali menguras banyak energi dan emosi masyarakat. Beredarnya kabar-kabar bohong, caci maki di media sosial, meningkatnya fenomena ujaran kebencian terhadap satu sama lain, hingga jatuhnya korban jiwa membuat nilai-nilai yang terkandung pada sila yang ke-3 tercederai akibat ulah oknum-oknum yang tak meresapi serta menyadari pentingnya kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia. Sebagai pemuda, kita harus menyadari betapa pentingnya persatuan dan kerukunan. Luas Indonesia yang hampir mencakup puluhan negara yang ada di benua Eropa, terdapat 6 agama besar, beraneka ragamnya suku dan kebudayaan, serta latar belakang yang berbeda-beda namun Indonesia tetap mampu menjadi satu dibawah naungan Pancasila. Namun, persatuan bangsa kita terkadang mengalami ujian yang berat, ada oknum-oknum yang dengan sengaja melakukan ‘Devide et Impera’ yaitu mengadu domba sesama anak bangsa dengan menebarkan kebencian terhadap suatu suku, agama, ras, atau budaya. Hal seperti ini harus disadari dan diantisipasi oleh pemuda dengan memupuk sejak dini rasa bangga sebagai warga negara Indonesia yang rukun dan bersatu. Dengan tidak menebarkan kebencian terhadap satu sama lain, menghargai perbedaan, dan meningkatkan rasa toleransi antar sesama dapat menjaga kerukunan dan persatuan Indonesia dengan baik.
Pada sila ke-4 disebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Sila ini memerintahkan kita agar senantiasa menyelesaikan masalah melalui musyawarah-mufakat sebagai jalan tengah untuk mencapai kepentingan bersama. Kita sudah seharusnya menaruh sikap hormat terhadap ide atau gagasan orang lain, serta menghargai dan menjalankan hasil keputusan yang telah di musyawarahkan. Sebagai pemuda, untuk melatih diri kita dalam mengamalkan sila ke-4 ini, kita harus berupaya untuk tidak melanggar hak-hak kewarganegaraan orang lain yakni kebebasan berpendapat yang dijamin oleh Undang-Undang.
Yang terakhir, sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Menjadi pribadi yang adil harus dimulai dari pikiran, menimbang mana yang benar dan yang salah dengan proporsional, melihat segala masalah dari sudut pandang beragam, menghormati orang lain, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban sebagai warga negara, dan tidak bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat adalah contoh sikap pencerminan nilai-nilai sila ke-5 yang dapat diamalkan oleh kaum Millenial.
Millenial harus berdiri di depan sebagai benteng untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara yang telah disepakati bersama oleh para pendiri bangsa. Millenial harus sadar bahwa Pancasila harus dijadikan sebagai “Way Of Life” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Millenial harus sadar akan pentingnya persatuan dan kerukunan yang menjadi salah satu nilai penting dalam Pancasila.
Pancasila, bukan hanya untuk dihafalkan dan dilantunkan. Lebih dari itu, Pancasila adalah sebuah pedoman yang harus kita aplikasikan. Pancasila bukan hanya untaian kata-kata yang disusun oleh para pendiri bangsa. Pancasila adalah perwujudan bangsa Indonesia yang berisikan penduan untuk menjalani kehidupan bernegara. Bangsa Indonesia disatukan dengan kalimat ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Kita Pancasila, Kita Indonesia!
Kategori
Dapatkan Informasi Terbaru
Subscribe dengan menggunakan emailmu agar di kemudian hari kami bisa menginformasikan sesuatu kepadamu dengan mudah!