-
Habil Hadid Ba’Bud | Peserta Lomba 1st Anniversary Duta Damai Kaltim
Akhir-akhir ini penulis mengamati cara anak bangsa menyikapi kerukunan. Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana cara menjaga kerukunan sesama anak bangsa? Kalimat tersebur kini menjadi tanda tanya besar untuk masyarakat, negara dan bangsa. Hari ini kita telah menyaksikan banyak terjadi permasalahan kompleks tentang dinamika kerukunan sosial. Apakah kerukunan bisa dijaga dari dampak negatif perkembangan zaman? Bagaimana agar perubahan zaman tidak merusak karakter serta nilai kerukunan anak bangsa?
Kita akan melihat kenapa kerukunan itu sangat penting untuk diterapkan oleh generasi penerus bangsa dan menjadi dasar utama dalam pembangunan negara. Seiring perkembangan zaman, nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendahulu kita, hari ini kian luntur. Tanda-tanda kehancuran suatu bangsa dapat dilihat dari penduduknya yang sudah tidak lagi menjaga kerukunan. Berikut adalah faktor-faktor penyebab rusaknya kerukunan menurut penulis:
1) Hilangnya pelestarian seni dan budaya di setiap daerah
2) Meningkatnya kekerasan di masyarakat
3) Ketidak jujuran yang membudaya
4) Semakin kurangnya rasa hormat kepada teman sebaya, orang tua, guru dan figur pemimpin
5) Meningkatnya rasa kebencian dan saling curiga satu sama lain
6) Memburuknya tata bahasa yang digunakan dalam berinteraksi dan berkomunikasi
7) Turunnya rasa tanggung jawab
8) Nilai-nilai moral yang tidak lagi dihargai dan dilaksanakan
Indonesia merupakan bangsa yang lahir karena kemajemukan dan perbedaan yang dipersatukan oleh kesadaran bersama untuk hidup merdeka dan berdaulat. Kerukunan yang berhasil dipraktekkan oleh bangsa-bangsa terdahulu terjadi karena adanya nilai-nilai budaya yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan diajarkan secara turun temurun sehingga menciptakan rasa saling menghargai satu sama lain, menumbuhkan sikap toleransi dan rasa kasih sayang.
Bangsa ini memiliki beragam suku, budaya, ras, agama, adat istiadat dan lain-lain. Perbedaan tersebut harusnya tidak menjadi penyebab hadirnya suatu masalah ataupun menjadi dalih untuk memutus tali persaudaraan sesama anak bangsa. Melainkan hal tersebut harus dipandang sebagai anugerah dan kekuatan bagi bangsa Indonesia.
Pendidikan yang diajarkan berdasarkan pada penanaman nilai-nilai kerukunan sebagai dasar utama dalam membentuk kurikulum pendidikan berkualitas, sangat dibutuhkan generasi penerus bangsa. Menanamkan kebiasaan dan perilaku positif sebagai landasan dalam menjalankan kehidupan sosial di dalam masyarakat juga harus menjadi salah satu agenda utama pendidikan karakter hari ini. Dengan harapan, generasi muda di masa yang akan datang menjadi lebih mudah mengaplikasikan nilai-nilai kerukunan berdampingan dengan pelestarian budaya daerah sebagai ciri khas Indonesia.
“Secara etimologi kata rukun pada mulanya berasal dari serapan bahasa arab, yakni ruknun yang berarti tiang, dasar, atau sila.”
Dinamika hari ini yang semakin kompleks, mendorong penulis untuk berpesan kepada generasi bangsa agar terus berjuang menjaga kerukunan dan melestarikan kebudayaan. Menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa, pengamalan UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara juga penting untuk dipraktekkan oleh seluruh komponen bangsa.
Sebagai hadiah dari penulis, berikut adalah puisi yang berjudul: “Beribu Akar Satu Pohon”
BERIBU AKAR SATU POHON
Karya : Sayyid Muhammad Habil Hadid Al-Ba’Bud
Indonesia kaya akan suku dan budaya
Beragam bahasa, ras, dan agama
Bak Bhineka Tunggal Ika semboyan kerukunan bangsa
Indonesia pun merdeka atas sikap toleransi antar sesama
Namun, tiba kita pada fase kehidupan egoistis
Mendobrak segala untuk mencapai tahta dan popularitas
Menggambarkan runtuhnya kerukunan bangsa secara realistis
Hanyutnya jiwa dan mental oleh ombak nan sangat deras
Terbelenggu ia dalam rumah berpagar duri
Bagai penjajah dalam negeri sendiri
Tak mengenal arti kehidupan berbangsa dan bernegara
Melupakan perjuangan para pahlawan berperang demi negeri merdeka
Wahai engkau yang merindukan perdamaian
Wahai engkau yang menjunjung tinggi semangat persatuan
Jadilah ribuan akar dalam satu pohon
Mampu berdiri kokoh serta bertenaga seperti beton
Dengan rasa percaya diri dan keyakinan yang tinggi, puisi ini diharapkan dapat menjadi perwujudan dari upaya generasi muda untuk menjaga kerukunan serta persatuan dengan karya.
Kategori
Dapatkan Informasi Terbaru
Subscribe dengan menggunakan emailmu agar di kemudian hari kami bisa menginformasikan sesuatu kepadamu dengan mudah!